Interaksi obat yang menguntungkan

Sebenarnya tidak semua akibat interaksi obat ini merugikan, ada juga yang menguntungkan, misalnya penggunaan antibiotik penisilin bersamaan dengan probenesid akan mengakibatkan pengeluaran penisilin terhambat sehingga kadar penisilin tetap tinggi dalam plasma. Hal ini baik untuk infeksi pada saluran kemih seperti gonore.

Selain itu, penggunaan kombinasi obat antihipertensi yang dapat meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping obat, kombinasi obat anti tuberkulosis yang dapat memperlambat timbulnya resistensi kuman terhadap obat dan antagonisme terhadap efek toksik obat oleh antidotnya masing masing, misalnya keracunan jengkol dengan bikarbonas, keracunan baygon dengan sulfas atropin dan lain sebagainya.

Nah....Dengan adanya kemungkinan berkurangnya khasiat obat, penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap timbulnya interaksi obat yang merugikan.

Pertama-tama, jika memperoleh resep obat dari dokter yang lebih dari satu, yakinkan dokter yang menulis ini benar-benar mengetahui obat-obat tersebut tidak saling mempengaruhi.

Dapat pula menanyakan kepada apoteker, pada saat menebus obat di apotek. Kedua, informasikanlah semua obat yang anda konsumsi baik obat bebas maupun obat herba/suplemen kepada dokter anda.

Ketiga, perlu diingat nama-nama obat yang saling berinteraksi, misalnya aspirin atau obat pereda sakit yang lain, obat untuk sakit maag seperti antasida, anti mual dan muntah, antibiotik, antiperadangan, antihistamin, obat-obat untuk asma, tekanan darah tinggi, serta obat flu.

Terakhir, informasikan juga setiap efek yang tidak diharapkan yang muncul setelah anda mengkonsumsi suatu obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar